Minggu, 09 Maret 2014

Review Film : Life of Pi (2012)

LIFE of PI

Film Life Of Pi (2012), adalah suatu film yang bertemakan survival seperti halnya Sanctum (2011) yang diangkat dari sebuah novel yang berjudul sama karangan karya penulis asal Kanada, Yann Martel. Film Life of Pi telah melalui begitu banyak proses pengembangan semenjak hak adaptasi novel tersebut dibeli oleh Fox 2000 Pictures pada tahun 2003.

Semula, dalam pembuatan film ini telah tercatat nama-nama sutradara seperti M. Night Shyamalan, Alfonso CuarĂ³n hingga Jean-Pierre Jeunet pernah dihubungkan dengan proyek pembuatan film ini sebelum akhirnya mengundurkan diri akibat sulitnya untuk menggambarkan perjalanan spiritual yang dialami sang karakter utama dalam jalan cerita Life of Pi.

SINOPSIS

Film ini berkisah mengenai seorang anak pemilik kebun binatang bernama Piscine Molitor Patel atau yang lebih akrab dipanggil dengan sebutan Pi (Suraj Sharma) yang berasal dari India. Atas tuntutan ekonomi, keluarganya lalu memutuskan untuk melakukan migrasi ke Kanada dengan membawa seluruh hewan yang ada di kebun binatang mereka untuk kemudian dijual disana.

Sayang, perjalanan yang dilakukan Pi dan keluarganya dengan menggunakan sebuah kapal barang asal Jepang berakhir tragis setelah kapal tersebut tenggelam dihantam badai dan kemudian hanya menyisakan Pi bersama dengan seekor hyena, orang utan, zebra serta seekor harimau Benggala bernama Richard Parker yang menyelamatkan diri mereka dengan menggunakan sebuah perahu penyelamat. Pi pun akhirnya memulai perjalanannya selama 227 hari terapung di lautan luas dan berusaha mempertahankan hidupnya dari bahaya yang selalu mengintainya setiap saat.

Review

Film bertemakan autobiografi ini di awali dengan narasi Pi sendiri kepada temannya tentang masa lalunya. Plot yang digunakan adalah plot sorot Balik. Film ini menceritakan perjalanan spiritual Pi untuk mencari jati dirinya terhadap apa yang diyakininya yaitu Tuhan.

Sutradara Ang Lee, sinematografer Claudio Miranda dan penata musik Mychael Danna yang berhasil menyatukan visi mereka tentang arti sebuah perjalanan spiritual dan kemudian menterjemahkannya melalui penampilan audio visual yang sangat, sangat, sangat indah. Ang Lee mampu mengeksplorasi kekuatan performa teknologi 3D tersebut dengan sangat baik.

Bagian awal pengisahan Life of Pi jelas membutuhkan teknik penceritaan yang handal – dan Lee mampu melakukannya dengan baik. Namun cerita adegan selanjutnya, kisah dimana karakter Pi digambarkan mengambang berhari-hari, berjuang untuk kehidupannya di atas lautan samudera, Life of Pi secara perlahan mulai terbentuk menjadi sebuah susunan gambar indah yang mempesona namun kadang hadir tanpa kemampuan penceritaan apapun selain untuk menarik perhatian penontonnya.

Bagian yang paling menarik dari Life of Pi, selain penampilan visualnya yang begitu eksotis, adalah pemilihan ending kisah yang menawarkan kesempatan pada penonton film ini untuk semacam memilih kisah yang ingin mereka percayai. Bagian dimana dia mencapai pantai dan kemudian harimau bengal bernama Richard parker pergi meninggalkan dia.

Setiap adegan film inipun sanggup mengeluarkan setiap emosi yang dibutuhkan, terutama kengerian. Selama ini saya anggap adegan sirip hiu berenang ke arah anda di film Jaws sudah seram, tapi melihat harimau dewasa yang kelaparan berenang ke arah kita ternyata jauh lebih mengerikan.

Kualitas sinematografi yang brilian akan membuat siapa pun terpana dari menit pertama film ini dimulai (apalagi jika menonton versi 3D-nya). Visualisasi paman Pi yang berenang di sebuah kolam di Perancis, pemandangan kebun binatang, lampu-lampu yang berpendar ketika kapal Pi karam, keagungan matahari terbit, tarian paus yang berenang di lautan plankton bercahaya, hingga suasana mistis di pulau karnivora. Semua lokasi disajikan dengan sangat indah.

Akting Suraj Sharma patut diacungi jempol. Di usia yang masih muda dia bisa menunjukkan kualitas akting yang sama dengan yang ditampilkan Tom Hanks dalam film Cast Away.

Penutup

Film Life of Pi juga dibumbui kisah asmara antara Pi dan kekasihnya di india yang walau dalam film ini bisa dibilang tidak penting. Film berfokus pada perjalanan spiritual Pi yang awalnya memeluk tiga agama sekaligus (hindu, Islam dan Kristen) tanpa tahu mana yang ia benar-benar yakini.

Film ini mengajarkan kita untuk bertahan hidup dan terus bersemangat apapun yang terjadi. Mengajarkan kita untuk yaki bahwa pertolongan Tuhan itu memang benar ada. Film ini mengajarkan kita untuk tidak takluk dengan alam, tapi bersahabat dengan alam, memahami alam melalui hewan dan segala benda yang ada dialam. Mengajarkan bahwa Hewan juga mempunyai hati nurani, walau terkadang insting mereka lebih tajam.

Rating Bintang★★★★
Film Keluarga★★★★★
Nilai Moral★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠☠
Link Download film
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini

5 komentar :

  1. wah saya kebetulan jarang nonton filem mas. lebih sering nonton sinetron hehehe :D

    btw tampilan blog keren mas. Benar-benar unik dan lain daripada yang lain. Sukses terus ya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh jangan sering2 mbak nnton sinetron, tar jadi ketularan lebaynya hehe
      hemmm btw kalo soal blog biasa aja mbak, ini dinamakan konsep blogazine, kalau mau kenalan gabung aja di groupnya hehe

      Hapus
  2. sy hadir saja yaa.. numpang lewat aja nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga numpang lewat, biar ketahuan kalo saya lewat, saya mau bilang "permisi" kepada si pemilik rumah.. Hehehe

      Permisi bang.. :)

      Hapus
    2. -______- bayar ya, jaman sekarang gak ada yg gratiss tiss tiss wkwkwwk

      Hapus

© 2013 Five Stars Review | powered by Blogger | ❤ Blogazine| Member of Kopizine | Term and Condition | Privacy Policy