Minggu, 26 Oktober 2014

Review Film : Enemy At the Gates (2001)

ENEMY GATES

Paramount Pictures present | Directors: Jean-Jacques Annaud |Country: USA | Germany | UK | Ireland | Language: English | German | Russian | Release Date: 16 March 2001 (USA) | Casts : jude Law, Ed Harris, Rachel Weisz, Joseph Fiennes, Bob Hoskins, Ron Perlman, Eva Mattes, Gabriel Thomson, Matthias Habich, Sophie Rois, Ivan Shvedoff, Mario Bandi

PLOT CERITA

Battle of Stalingrad, begitulah kira-kira sejarah yang diangkat kedalam film ini. Film perang klasik ini memang bukan film baru. Film yang dirilis tahun 2001 ini adalah salah satu favorit saya. Film ini berkisah tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Vassisli Zaitsev(diperankan Jude Law), dimasa perang dunia ke-II tahun 1942, dimana Uni Soviet masih berdiri. Dimana NAZI berusaha menguasai dunia dan akhirnya tibalah di sebuah kota kecil bernama Stalingrad. Stalingrad adalah kota penting yang mana jika dikuasai oleh NAZI, maka Uni Soviet akan mudah dikuasai.

Film ini diawali dengan keberangkatan para tentara Rusia ke Stalingrad untuk menahan serangan NAZI Jerman. Pada saat itulah, seorang pahlawan muncul. Di tengah tumpukan mayat yang mati akibat kekejaman NAZI, ditengah puing-puing kota Stalingrad. Vassili berhasil membuat dirinya menjadi terkenal berkat kemampuan menembaknya. Di hari perdana nya diturunkan ke medan perang, dia sudah berhasil menembak mati 6 tentara NAZI, dan salah satunya adalah seorang letnan jenderal! Saat itu, dia tidak sendirian. Dia ditemani oleh commissar Danilov ( Joseph Fiennes) yang saat itu terluka karena mobilnya dibom oleh NAZI. Danilov adalah seorang pejuang politik yang memegang peranan penting dalam propaganda lewat media massanya. Tentu saja, kepahlawanan Vassili berhasil iamanfaatkan untuk menaikkan moral para pejuang Rusia lainnya. Pahlawan baru telah tiba.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Kabar kehebatan Vassili terdengar juga di telinga sang Fuhrer, yang kemudian menugaskan sniper terbaik mereka, Mayor Konig(Ed Harris). Konig adalah sniper terbaik jerman saat itu. Setelah itu, satu persatu partner Vassili tewas ditangan Konig. Vassili merasa sedikit terpukul dengan kehilangan teman-temannya. Namun ternyata, Danilov dan Kruschev berhasil menguatkannya kembali.

Konflik yang terjadi bukan hanya sebatas perang. Vassili dan Danilov sama-sama jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Tania(Rachel Weisz). Tania memang seorang gadis yang pintar dan juga tentara yang berani. Adiknya Sacha adalah seorang bocah yang sedikit nyenyes. Ibunya, Ms.Filipov adalah wanita yang sangat baik terhadap Danilov maupun Vassili. Sacha lah yang menyebabkan Konig dan Vassili bertempur bak kucing dan tikus. Sacha memang bekerja untuk Konig sebagai pelayan pribadinya. Namun, kepolosan Sacha membuat diri nya juga terancam bahaya. Sacha membocorkan setiap rahasia Vassili. Namun ternyata Vassili juga mendapatkan info dari Sacha. Sayangnya, Sacha sudah di peralat oleh Danilov. Danilov yang sudah terbakar api cemburu melihat kedekatan Tania dan Vassili berniat untuk membunuh nya.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Akhirnya, Vassili dipancing ketempat Konig.Konig pun diberi tahu Sacha bahwa Vassili juga aka nada disitu. Pada pertemuan ketiga, Vassili berhasil menembak tangan Konig dengan bantuan Tania. Pada pertemuan di pabrikkimia , Vassili tertidur, dan tentara NAZI yang merampas barangnya menyangka bahwa Vassili sudah tewas. Danilov sedikit terpukul, apalagi Tania. Namun Tania yakin bahwa Vassili masih hidup. Konig pun merasa tidak yakin Vassili mati karena dia merasa tidak membunuhnya. Ternyata dugaan mereka benar, Vassili muncul menemui Danilov , Tania dan Sacha. Sacha memberi tahu Vassili bahwa Konig akan ada di stasiun. Kemudian terjadilah perang sniper dua sniper terbaik dari kedua belah pihak yang berperang.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Vassili berhasrat membunuh Konig setelah ia membunuh Sacha, adik kandung Tania dengan Kejam. Tania dan ibunya kemudian di antar Danilov ke dermaga untuk di berangkatkan ke seberang sungai. Namun ditengah perjalanan, Tania terkena ledakan bom. Danilov menyangka Tania telah tewas semakin terpukul dan akhirnya menyerahkan dirinya ke Vassili. Ia menebus semua dosanya dengan menjadi umpan untuk mengetahui keberadaan Konig. Danilov akhirnya tewas. Vassili semakin dendam kepada Konig. Disaat Konig keluar dari persembunyiannya untuk mengambil kalung badge Danilov, disaat itulah Vassili sudah dalam posisi menembak. Dan akhirnya, tanpa basa-basi, Vassili menembak tepat dikepala Konig.

Kematian Konig menyebar begitu cepat. Dan pada akhirnya kota Stalingrad berhasil di rebut oleh tentara merah Rusia dari NAZI lagi. Vassili kemudian berjuang mencari Tania, dan akhirnya happy ending, mereka bertemu kembali dan hidup bahagia.

REVIEW

Bicara tentang film perang, ada banyak film perang yang legendaries, sebut saja Black Hawk Down, Saving Privat Ryan, dsb. Film-film yang menceritakan sejarah memang selalu asik buat ditonton. Tidak banyak film yang menceritakan sejarah bisa membawa penonton larut dalam cerita, namun Jean-Jacques Annaud berhasil membuat saya sebagai penonton larut dalam cerita. Film ini sangat kompleks dengan kisah cinta segitiga dan perang pertumpahan darah. Memang film ini tidak seutuhnya sama dengan sejarah sebenarnya, Jean Jacques Annaud berhasl meracik film ini menjadi perang sniper yang tidak membosankan dengan menyisipkan kisah persahabatan dan juga cinta serta pengkhianatan.

Film ini berhasil menyuguhkan pemandangan zaman perang ketika perang dunia ke-2. Diorama yang tergambar dari puing-puing kota Stalingrad sangat terlihat real dan bisa dibayangkan banyaknya mayat yang berjatuhan karena serangan NAZI saat itu. Belum lagi special effect tembakan dan percikan darah dari senapan dan mesiu terasa begitu nyata. Aroma kematian dan kekejaman perang sangat kental dan membuat sedikit merinding membayangkan diri kita berada ditengah peperangan itu.

Semua tokoh berhasil memerankan perannya masing-masing. Jude Law dan Ed Harris memang patut diacungi jempol berkat akting keduanya. Gabriel Thomson yang memerankan Sacha Filipov walau masih sangat muda berhasil memerankan Sacha dengan sangat baik.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Trailer

Rating Bintang★★★★
Film Keluarga★★★★★
Nilai Moral★★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠☠
Link Download film
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini

Konflik yang dimunculkan serta alur cerita mengalir begitu baik. Scene ketika kedua sniper beradu jitu dalam menembak, menyamar, mengendap-ngendap membuat para penonton mungkin menahan nafas sejenak. Ketegangan demi ketegangan semakin terasa ketika hampir ending film.

Yang amat disayangkan adalah, kematian Konig yang sepertinya sedikit dipaksakan karena terkesan terburu-buru. Konig yang terkenal sangat rapi dan hati-hati ternyata diakhir cerita mudah saja dibunuh oleh Vassili tanpa perlawanan berarti. Ya, alurnya seperti mudah ditebak dan endingnya memang terasa sedikit dipaksakan berakhir cepat.

Walau demikian, film ini secara keseluruhan layak ditonton untuk remaja keatas karena selain penggambaran sejarah yang dibuat menjadi sangat menarik juga ditambah dengan konflik antara persahabatan, percintaan, serta pengkhianatan yang sangat jarang ditemukan dalam film peperangan menyatu dengan baik.

Selain bisa belajar tentang sejarah juga dapat unsur entertainnya. Rating 4 dari 5 untuk film satu ini.Penasaran? Tonton aja filmnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

© 2013 Five Stars Review | powered by Blogger | ❤ Blogazine| Member of Kopizine | Term and Condition | Privacy Policy