Movie

Review Movie populer

Buku

Review buku terpopuler

Magz

Review post magazine

Other

Review selain film dan buku

Selamat Datang

Selamat Datang di sub blog Zero Blogazine - Five stars review.Blog ini berisi Review film movie dan juga buku seperti novel, cerpen dan nonfiksi yang pernah dibaca /ditonton oleh author sebagai rekomendasi buat pembaca

Review yang disajikan baik dengan konsep post biasa atau dengan konsep majalah ini siap untuk membantu anda yang sedang mencari info terunik dan terlucu Silahkan membaca , menelusuri atau hanya sekedar melihat-lihat di blog ini.

Minggu, 26 Oktober 2014

Review Film : Enemy At the Gates (2001)

ENEMY GATES

Paramount Pictures present | Directors: Jean-Jacques Annaud |Country: USA | Germany | UK | Ireland | Language: English | German | Russian | Release Date: 16 March 2001 (USA) | Casts : jude Law, Ed Harris, Rachel Weisz, Joseph Fiennes, Bob Hoskins, Ron Perlman, Eva Mattes, Gabriel Thomson, Matthias Habich, Sophie Rois, Ivan Shvedoff, Mario Bandi

PLOT CERITA

Battle of Stalingrad, begitulah kira-kira sejarah yang diangkat kedalam film ini. Film perang klasik ini memang bukan film baru. Film yang dirilis tahun 2001 ini adalah salah satu favorit saya. Film ini berkisah tentang perjalanan hidup seorang pemuda bernama Vassisli Zaitsev(diperankan Jude Law), dimasa perang dunia ke-II tahun 1942, dimana Uni Soviet masih berdiri. Dimana NAZI berusaha menguasai dunia dan akhirnya tibalah di sebuah kota kecil bernama Stalingrad. Stalingrad adalah kota penting yang mana jika dikuasai oleh NAZI, maka Uni Soviet akan mudah dikuasai.

Film ini diawali dengan keberangkatan para tentara Rusia ke Stalingrad untuk menahan serangan NAZI Jerman. Pada saat itulah, seorang pahlawan muncul. Di tengah tumpukan mayat yang mati akibat kekejaman NAZI, ditengah puing-puing kota Stalingrad. Vassili berhasil membuat dirinya menjadi terkenal berkat kemampuan menembaknya. Di hari perdana nya diturunkan ke medan perang, dia sudah berhasil menembak mati 6 tentara NAZI, dan salah satunya adalah seorang letnan jenderal! Saat itu, dia tidak sendirian. Dia ditemani oleh commissar Danilov ( Joseph Fiennes) yang saat itu terluka karena mobilnya dibom oleh NAZI. Danilov adalah seorang pejuang politik yang memegang peranan penting dalam propaganda lewat media massanya. Tentu saja, kepahlawanan Vassili berhasil iamanfaatkan untuk menaikkan moral para pejuang Rusia lainnya. Pahlawan baru telah tiba.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Kabar kehebatan Vassili terdengar juga di telinga sang Fuhrer, yang kemudian menugaskan sniper terbaik mereka, Mayor Konig(Ed Harris). Konig adalah sniper terbaik jerman saat itu. Setelah itu, satu persatu partner Vassili tewas ditangan Konig. Vassili merasa sedikit terpukul dengan kehilangan teman-temannya. Namun ternyata, Danilov dan Kruschev berhasil menguatkannya kembali.

Konflik yang terjadi bukan hanya sebatas perang. Vassili dan Danilov sama-sama jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Tania(Rachel Weisz). Tania memang seorang gadis yang pintar dan juga tentara yang berani. Adiknya Sacha adalah seorang bocah yang sedikit nyenyes. Ibunya, Ms.Filipov adalah wanita yang sangat baik terhadap Danilov maupun Vassili. Sacha lah yang menyebabkan Konig dan Vassili bertempur bak kucing dan tikus. Sacha memang bekerja untuk Konig sebagai pelayan pribadinya. Namun, kepolosan Sacha membuat diri nya juga terancam bahaya. Sacha membocorkan setiap rahasia Vassili. Namun ternyata Vassili juga mendapatkan info dari Sacha. Sayangnya, Sacha sudah di peralat oleh Danilov. Danilov yang sudah terbakar api cemburu melihat kedekatan Tania dan Vassili berniat untuk membunuh nya.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Akhirnya, Vassili dipancing ketempat Konig.Konig pun diberi tahu Sacha bahwa Vassili juga aka nada disitu. Pada pertemuan ketiga, Vassili berhasil menembak tangan Konig dengan bantuan Tania. Pada pertemuan di pabrikkimia , Vassili tertidur, dan tentara NAZI yang merampas barangnya menyangka bahwa Vassili sudah tewas. Danilov sedikit terpukul, apalagi Tania. Namun Tania yakin bahwa Vassili masih hidup. Konig pun merasa tidak yakin Vassili mati karena dia merasa tidak membunuhnya. Ternyata dugaan mereka benar, Vassili muncul menemui Danilov , Tania dan Sacha. Sacha memberi tahu Vassili bahwa Konig akan ada di stasiun. Kemudian terjadilah perang sniper dua sniper terbaik dari kedua belah pihak yang berperang.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Vassili berhasrat membunuh Konig setelah ia membunuh Sacha, adik kandung Tania dengan Kejam. Tania dan ibunya kemudian di antar Danilov ke dermaga untuk di berangkatkan ke seberang sungai. Namun ditengah perjalanan, Tania terkena ledakan bom. Danilov menyangka Tania telah tewas semakin terpukul dan akhirnya menyerahkan dirinya ke Vassili. Ia menebus semua dosanya dengan menjadi umpan untuk mengetahui keberadaan Konig. Danilov akhirnya tewas. Vassili semakin dendam kepada Konig. Disaat Konig keluar dari persembunyiannya untuk mengambil kalung badge Danilov, disaat itulah Vassili sudah dalam posisi menembak. Dan akhirnya, tanpa basa-basi, Vassili menembak tepat dikepala Konig.

Kematian Konig menyebar begitu cepat. Dan pada akhirnya kota Stalingrad berhasil di rebut oleh tentara merah Rusia dari NAZI lagi. Vassili kemudian berjuang mencari Tania, dan akhirnya happy ending, mereka bertemu kembali dan hidup bahagia.

REVIEW

Bicara tentang film perang, ada banyak film perang yang legendaries, sebut saja Black Hawk Down, Saving Privat Ryan, dsb. Film-film yang menceritakan sejarah memang selalu asik buat ditonton. Tidak banyak film yang menceritakan sejarah bisa membawa penonton larut dalam cerita, namun Jean-Jacques Annaud berhasil membuat saya sebagai penonton larut dalam cerita. Film ini sangat kompleks dengan kisah cinta segitiga dan perang pertumpahan darah. Memang film ini tidak seutuhnya sama dengan sejarah sebenarnya, Jean Jacques Annaud berhasl meracik film ini menjadi perang sniper yang tidak membosankan dengan menyisipkan kisah persahabatan dan juga cinta serta pengkhianatan.

Film ini berhasil menyuguhkan pemandangan zaman perang ketika perang dunia ke-2. Diorama yang tergambar dari puing-puing kota Stalingrad sangat terlihat real dan bisa dibayangkan banyaknya mayat yang berjatuhan karena serangan NAZI saat itu. Belum lagi special effect tembakan dan percikan darah dari senapan dan mesiu terasa begitu nyata. Aroma kematian dan kekejaman perang sangat kental dan membuat sedikit merinding membayangkan diri kita berada ditengah peperangan itu.

Semua tokoh berhasil memerankan perannya masing-masing. Jude Law dan Ed Harris memang patut diacungi jempol berkat akting keduanya. Gabriel Thomson yang memerankan Sacha Filipov walau masih sangat muda berhasil memerankan Sacha dengan sangat baik.

Review Film : Enemy At the Gates (2001),review film jude law, review film nazi, review film battle of stalingrad

Trailer

Rating Bintang★★★★
Film Keluarga★★★★★
Nilai Moral★★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠☠
Link Download film
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini

Konflik yang dimunculkan serta alur cerita mengalir begitu baik. Scene ketika kedua sniper beradu jitu dalam menembak, menyamar, mengendap-ngendap membuat para penonton mungkin menahan nafas sejenak. Ketegangan demi ketegangan semakin terasa ketika hampir ending film.

Yang amat disayangkan adalah, kematian Konig yang sepertinya sedikit dipaksakan karena terkesan terburu-buru. Konig yang terkenal sangat rapi dan hati-hati ternyata diakhir cerita mudah saja dibunuh oleh Vassili tanpa perlawanan berarti. Ya, alurnya seperti mudah ditebak dan endingnya memang terasa sedikit dipaksakan berakhir cepat.

Walau demikian, film ini secara keseluruhan layak ditonton untuk remaja keatas karena selain penggambaran sejarah yang dibuat menjadi sangat menarik juga ditambah dengan konflik antara persahabatan, percintaan, serta pengkhianatan yang sangat jarang ditemukan dalam film peperangan menyatu dengan baik.

Selain bisa belajar tentang sejarah juga dapat unsur entertainnya. Rating 4 dari 5 untuk film satu ini.Penasaran? Tonton aja filmnya.

Review Film : Transformer 4 : Age of Extinction (2014)

Paramount Pictures | Sutradara : Michael Bay |Duration: 165 min |Country: USA - China | Language: English |Release Date: 27 June 2014 (USA)| Casts :Mark Wahlberg,Stanley Tucci,Kelsey Grammer,Nicola Peltz,Jack Reynor,Titus Welliver,Sophia Myles,Bingbing Li,T.J. Miller,James Bachman,Thomas Lennon,Charles Parnell,Erika Fong,Mike Collins,Geng Han

Setelah sukses dengan tiga sekuel sebelumnya, Michael Bay kali ini kembali menyutradarai film yang berkisah mengenai robot robot luar angkasa yang datang ke bumi yang bisa merubah wujud menjadi kendaraan. Sekuel keempat kali menceritakan kisah pelarian Autobots yang bersembunyi dari pemerintah U.S karena mereka diburu para pemburu bayaran dari CIA yang ditunggangi oleh Lock Down. Diawali dengan penemuan fosil kuno di kutub yang ternyata kerangka dinosaurus berbahan logam/baja. Setelah 8 tahun mereka bersembunyi, satu persatu autobots di buru baik hidup maupun mati. Decepticon memang sudah kalah, namun kali ini musuh baru muncul. Manusia yang dahulunya berpihak kepada Autobots sekarang berpihak kepada Lock down , yang ditugaskan untuk membawa para autobots kembali ke asalnya.

Pertempuran bermula ketika seorang mekanik yang terobsesi dengan robot, bernama Cade Yeager membeli truk tua yang ternyata adalah Optimus Prime yang telah lama bersembunyi dari kejaran para manusia yang ditunggangi Lock Down. Cade Yeager dan anak perempuan cantiknya (dan pacar pembalapnya, Shane) serta sahabatnya,Lucas harus melarikan diri dari kejaran CIA serta Lock down. Dalam pelarian mereka, mereka kemudian bertemu dengan para autobots yang selama ini berhasil bersembunyi dan melarikan diri dari kejaran para pemburu Autobots itu.

Malangnya sahabatnya akhirnya tewas mengenaskan ditangan Lockdown dengan senjata yang mampu mengubah semua material menjadi cairan logam. Dalam pelarian mereka, autobots dan Cade Yeager dkk melakukan penyamaran untuk mengetahui apa tujuan CIA memburu para autobots. Saat itulah, mereka tahu bahwa para autobots yang diburu digunakan untuk diteliti rahasia logam tubuh para autobots dan decepticon yang tewas dan digunakan untuk menciptakan mesin penghancur baru. Mereka kemudian menciptakan mesin penghancur bernama Galvatron yang diciptakan dari tubuh Megatron yang telah tewas sebelumnya. Joshua Joyce yang ternyata bersekongkol dengan Harold Attinger dari CIA berhasil menangkap penyamaran Yeager dan menahannya sebelum para autobots membebaskannya.

Dalam kejar-kejaran itu terjadilah pertempuran antara Galvatron dan Stinger vs Optimus prime dan Bumblee Bee. Tapi sayangnya Optimus Prime kalah. Dan saat itu muncullah Lock Down yang kemudian menahan Optimus prime. Misi berubah menjadi misi penyelamatan karena Tessa juga ikut dibawa oleh Lock Down kedalam pesawat luar angkasanya. Para autobots berusaha membebaskan prime sedangkan Shane dan Yeager berusaha membebaskan Tessa.

Kekuatan Galvatron yang tidak bisa lagi dikontrol menyulitkan para Autobots dan hingga akhirnya mereka menghidupkan kembali para pasukan dinosaurus Autobots yang lama tertidur. Berkat bantuan para dinosaurus itu, mereka kemudian berhasil mengalahkan Galvatron.Joshua sadar ternyata selama ini hanya diperalat james savoy untuk mendapatkan benih, sebagai ganti james ngasih tranformium (yang didapat dari Lockdown) ke joshua. Benih inilah yang kemudian direbut kembali oleh para Autobots dan di incar lock down. Lockdown yang menyadari Prime melarikan diri dengan membawa serta benih itu kembali ke bumi dan membuat kekacauan sebelum akhirnya Prime berhasil membunuhnya dengan pedang kesatrianya.

review transformer 4 :age of extinction

Sekuel keempat dari Transformer ini dibintangi oleh tokoh-tokoh baru dan itu tentu saja diluar dugaan para fans film Transformer dimanapun berada. Terutama tokoh utama tidak lagi diperankan Shia Labeouf. Tentu saja ini membuat sedikit perbedaan alur cerita dari kisah-kisah sebelumnya. Sekuel keempat ini lebih banyak mengisahkan antara konflik anak perempuan dan ayahnya yang sangat berbeda dengan kisah sebelumnya yang mengisahkan tokoh utama seorang anak remaja yang aneh dengan pacarnya yang cantik.

Akting Mark Wahlberg sebagai Cade Yeager, ayah dari Tessa Yeager (diperankan oleh Nicola Peltz) sudah sangat baik. Namun memang ada yang berbeda dari tokoh utama sebelumnya. Cade ini jago berkelahi, tidak seperti Shia Labeouf di film sebelumnya.

Trailer

Rating Bintang★★★★
Film Keluarga★★★★
Nilai Moral★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠
Link Download film
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini
Promosikan Link Anda Disini

Dari tokoh para robot, adalah ide baru untuk memasukkan karakter baru yang lebih fresh seperti Drift, Hound, crosshair dan juga dari pihak villainnya, ada Lock Down, Galvatron dan Stinger. Desain mereka memang tampak terlalu modis dan sudah sangat jauh dari kesan Transformer versi pertama hingga ketiga.

Dari sisi alur cerita juga lebih fresh dan lebih menegangkan. Jika melihat dari pertarungan robotnya ini jelas lebih menegangkan, sengit atau malah mungkin terlalu panjang? saya akui Michael Bay membuat film ini jadi lebih segar dan kompleks. Bayangkan saja sebuah film aksi robot dengan durasi hampir 3 jam, membuat saya melongo dengan banyak scene keren. Salah satu yang membuat saya terkesima ketika Bumblebee dan Prime meloncat menghindari jembatan dengan sambil menangkap Cade, Tessa, Shane yang melayang.

Namun dari sisi alur cerita juga, sepertinya kejar-kejaran para bounty hunter dan autobots seperti dilakukan terburu-buru untuk film berdurasi hampir tiga jam ini. Yang juga amat disayangkan adalah pergantian para tokoh ini terkesan dipaksakan dan tentu membuat para fans sedikit kecewa. Mungkin karena sudah memainkan peran dalam tiga sekuel, peran Shia Labeouf sedikit sukar dilupakan.

Overall, Transformer 4 : Age of Extinction (2014) telah membuat Box Offices tahun 2014 ini menjadi lebih berwarna dengan kehadiran filmnya yang fresh dan kompleks. Film ini cocok ditonton bersama keluarga sebagai hiburan di akhir pekan. Saya sarankan yang belum pernah menontonnya untuk menonton Transformer 4 : Age of Extinction (2014) dalam versi 3D untuk menambah efek ketegangan dan adrenalin yang bisa anda rasakan.

~FIN~

Rabu, 22 Oktober 2014

Review Film : Brick Mansions 2014

Directed by : Camille Delamarre | Writen by : Luc Besson, Robert Mark Kamen | Distributed by : Warner Bros | Release date : April 25, 2014 | Cast : Paul Walker, David Belle, RZA, Catalina Denis, Robert Maillet, Carlo Rota, Kwasi Songui, Ayisha Issa, Richard Zeman, Bruce Ramsay

SINOPSIS

P

ada tahun 2018, disebuah distrik Detroit dengan banyak rumah-rumah bata (Brick Mansions) yang kebanyakan adalah para penjahat kriminal. Di sudut lain, terdapat sebuah kota yang berdiri megah dengan dindingnya yang tinggi untuk menghindari para kriminal dari Brick Mansions itu sendiri. Damien Colier (Paul Walker) yang dibesarkan dari keluarga Polisi, bekerja sebagai seorang polisi bagian narkotika yang memberantas para pejabat pengedar narkoba. Di Brick Mansion sendiri terdapat mantan narapidana yang menjadi agen pemerintah yaitu Lino (David Belle) yang menjadi buron karena berani mengambil narkoba milik penguasa Brick Mansions, Tremaine Alexander(RZA).

Misi pertama Damien adalah menangkap pejabat pengedar narkoba bernama George. George ternyata mempunyai sebuah pabrik narkoba yang berada di bawah sebuah tempat laundry. Dengan penyamarannya, Damien berhasil membawa George ke tempat polisi dengan cara yang unik. Di Brick Mansions sendiri, Lino harus terus berlari dari kejaran anak buah Tremaine yang ternyata mantan tentara. Nasib Lino belum beruntung, ia memang dapat lepas dari kejaran anak buah Tremaine, tapi Lola (Catalina Denis) pacar Lino menjadi tawanan Tremaine. Akhirnya Lino menyelamatkan Lola dan berhasil menawan Tremaine karena tugasnya. Ia menyerahkan Tremaine kepada polisi setempat, tapi sayang, polisi itu telah disuap narkoba oleh Tremaine dan akhirnya Lino dipenjarakan karena membunuh kepala polisi yang telah disuap. Di kota sendiri, Damien mengambil misi untuk menangkap Tremaine yang dikabarkan telah mencuri Truk milik pemerintah yang berisi bom roket. Damien mengambil misi ini karena pemerintah mengabarkan bahwa dulu ayahnya tewas di tangan Tremaine.

Akhirnya, Damien dan Lino bekerja sama untuk melawan Tremaine dan anak buahnya untuk mengambil kembali bom roket yang di rampas oleh Tremaine. Siapa sangka? Ternyata kematian ayahnya di tangan Tremaine hanya sebuah pemalsuan dari pemerintah. Bahkan ayahnya dibunuh oleh sesama perwira dan walikota berada di balik semua layar. Dengan bantuan Lino dan Tremaine, Damien sadar dan berhenti untuk bekerja dengan pemerintah, mereka justru menyerang kantor wali kota dan menyatukan Brick Mansions dengan kota kembali menjadi distrik Detroit.

Aku melakukan banyak kejahatan, tapi membunuh ayahmu bukan salah satunya. Kata-kata yang membuat Damien sadar bahwa pemerintah memang menipu dirinya. Mungkin ini adalah film terakhir dari aktor Paul Walker sebelum akhirnya ia meninggal dan tak sempat ikut main dalam Fast & Furious 7.

Film ini mempunyai 2 aktor utama, yaitu Damien dan Lino. Uniknya, jika Damien adalah polisi, tetapi Lino mantan narapidana. Film ini masuk dalam kategori Aksi. Banyak tokoh aksi baru yang saya temui di Film ini, seperti RZA dan Belle.

Sutradara Camille dapat di bilang sukses menurut saya, karena ia berhasil memadukan antara Walker dan Belle. Kerja sama mereka saat melawan Yeti (Robert Maillet) benar-benar membuat saya tercengang dengan aksi Walker dan Belle, aktor yang baru pertama saya lihat.

Saat melawan Yeti adalah salat satu scene terbaik setelah sebelumnya mereka dapat meloloskan diri dari anak buah Tremaine. Seperti Batman dan Robin, kerja sama antara Damien dan Lino benar-benar menarik. Walaupun di awal cerita mereka sempat baku tinju terlebih dahulu dan saat Lino harus menyadarkan Damien dengan meninjunya juga.

Yang tak kalah menarik tentu saja saat Damien mencuri mobil milik Tremaine, aksi menyetirnya pun keluar kembali untuk kabur dari kejaran anak buah Tremaine. Film ini cocok buat kamu yang udah nungguin Fast & Furious 7, ataupun buat kamu penggemar film aksi kelas berat.

Review

Rating Bintang★★★★★
Film Keluarga★★★★
Nilai Moral★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠

Minggu, 19 Oktober 2014

Review Film :Comic 8 (2013)

Produser :Hb Naveen, Frederica |Sutradara : Anggy Umbara | Casts : Pandji Pragiwaksono, Mongol, Mudy Taylor, Ernest Prakasa, Kemal Palevi, Bintang Timur, Babe Cabita, Fico Fachriza, Arie Kriting, Nirina Zubir, Nikita Mirzani, Kiki Fatmala, Indro Warkop, Candil, Agus Kuncoro, Boy William, Jeremy Tety, Coboy Junior, Agung Hercules, Ence Bagus

SINOPSIS

Apa jadinya kalau komedian menjadi seorang kriminal? Apalagi dia tidak sendirian melainkan ber-8? Tentu sangat menarik bukan? Film Comic 8 ini berkisah tentang delapan komedian stand up comedy yang ceritanya sangat kompleks. Cerita yang mempunyai alur sorot balik ini berkisah tentang delapan komedian (yang di hipnotis menjadi pasien RSJ Sumber waras) untuk membongkar kedok kejahatann RSJ itu yang sering menggunakan pasiennya untuk melakukan tindak pidana perampokan yang didalangi sang dokter ,Dr. Pandji dan sekretarisnya yang seksi, Nikita Mirzani serta Agung Hercules sebagai tukang pukulnya.

Di tengah perjalanannya, ternyata kedelapan agen (komedian) yang menyamar itu di brainwash(cuci otak) juga oleh dokter panji dan mengalami halusinasi yang membuat mereka bertingkah aneh. Dokter Panji membagi mereka menjadi tiga kelompok, Grup yang pertama beranggotakan Babe, Bintang dan Fico.

Grup pertama ini sangat bodoh, ragu-ragu, galau, dan tidak kompakan. Kelompok kedua yang beranggotakan si Ernest, Kemal serta Ari yang di brainwash untuk menjadi kelompok yang sudah terlatih untuk merampok (seperti mafia) dan yang terakhir adalah kelompok robin hood, Mudy dan Mongol si mungil, yang di brainwash untuk melakukan perampokan atas dasar kebajikan dan idealisme.

Pada hari H, Dokter Panji dan Nikita melepas mereka untuk merampok bank INI (awalnya agak aneh dengan nama banknya, ternyata beneran ada tuh bank), mereka yang datang dengan tidak bersamaan berhasil menyandera dan hendak membobol brankas sampai akhirnya mereka dikepung oleh polisi yang di pimpin oleh kapten Bunga (Nirina Zubir) dan Boy Williams yang sok kebule'an. Mereka kemudian juga menyandera Indro, yang pada akhirnya ternyata adalah ketua agen yang menugaskan mereka untuk mengungkap kedok kejahatan dokter panji dan Cak Lontong (sang bos besar). Para comic 8 ini berhasil membobol brankas (berkat sabotase Nikita) dan membawa kabur uang rampokannya. Namun pada akhirnya terungkap semua bukti kejahatan yang telah dilakukan oleh Dokter Panji dan kawan -kawan.

Review

Taraaaaa, ujar Mongol yang menjadi ciri khasnya dalam film yang disutradarai Anggy Umbara ini masih selalu terngiang di telinga saya. Jujur saja, film ini bingung mau masuk di genre apa, apakah komedi atau action movie? Menurut saya lebih condong ke Action dengan komedinya yang sedikit garing. Para tokoh di film ini menggunakan nama asli semua sebagai nama tokoh (kecuali Nirina Zubir a.k.a Kapt.Bunga), memang rata-rata adalah pelawak stand up comedy yang pernah menjuarai kompetisi Stand Up Comedy, cuma kalau dari lihat lawakannya, sedikit tidak lepas seperti penampilan mereka di stand up comedy, itu bisa jadi karena mereka belum pernah akting sebelumnya.

Menurut pengamatan saya, akting dari Mongol, Babe, Ernest, Ari dan Fico patut dibilang Komporr gassssnya ala stand Up comedy. Mereka berhasil membawa citra karakter mereka masing-masing. Sedangkan Mudy, Bintang, Candil dan Kemal, sudah cukup baik walaupun belum dapat feelnya. Mudy sebagai ksatria bergitar cukup baik di bagian eksyen tembak menembak dengan polisi, tapi selebihnya kurang nendang. Indro, yang sejatinya sudah berpengalaman diberbagai film (legend of Warkop DKI), dalam film ini seperti tidak ada geregetnya.

Masih bicara soal karakter, banyak karakter yang hanya jadi pameo di film ini, sebut saja coboy junior yang jadi anak SMP yang dipalakin Fico ternyata ketagihan dipalakin, ada juga Kiki Fatmala sebagai Uminya Kemal (orang arab brow), dan juga ada Jeremy Tety sebagai karyawan bank INI yang ngeselin. Agung Hercules sebagai tukang pukul dan sebagainya. Tapi akting mereka masih sangat jauh dari kata luar biasa, mungkin karena mereka bukanlah tokoh utama.

comic8, mongol stand up comedy, review film comic8

Link Download film
Promosikan Link Disini
Promosikan Link Disini
Promosikan Link Disini
Promosikan Link Disini
Rating Bintang★★★★★
Film Keluarga★★★★★
Nilai Moral★★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠☠

Film ini mengambil plot/alur sorot balik yang menyibak kilas balik disetiap kisah para tokohnya ini. Dimulai dari grup Babe dkk yang berencana merampok karena ingin merasakan pengalaman baru, serta grup mafia yang awalnya berencana merampok bandar narkoba malah berubah pikiran merampok bank INI (karena suatu alasan) serta duet 2M (Mongol n Mudy) yang merampok demi membantu sesama. Tapi plot ini dirasakan sedikit dipaksakan dak tidak mengalir lepas. Walau membuat penasaran layaknya film Sherlock Holmes yang dibintangi Robert Downey Jr. nya inggris (bahkan di suatu scene musiknya pun sama) serta latar cerita perampokan berkelompok mirip dengan Fast and Furious, film ini tidak mengalir lepas. Di tiap scene ada tulisan tentang para tokoh dan namanya yang membatasi tiap scenes.

Opini pribadi saya film ini layak diacungi jempol dan sangat kompor gas karena mau out of the box dari genre film-film yang sedang naik daun di Indonesia, sebut saja film genre Horor komedi atau juga genre roman picisanya. Namun di dalam film ini unsur rasisme sangat terasa kental diangkat, apalagi tentang perbedaan warna kulit, suku dan agama. Ada juga isu-isu terkini yang menjadi humor slaptik dari para tokohnya yang terkesan tidak lucu namun cukup menghibur, seperti ketika para perampok membentuk dewan DPR (Dewan perwakilan rampok),menyatakan tiap-tiap keinginannya yang amat aneh, serta bahasa aneh Agung Hercules yang masih menjadi misteri.

Ending film ini memang seperti dugaan mirip dengan film Sherlock Holmes, penuh kejutan. Mungkin para penonton tidak menduga siapa dan sebagai apa Indro didalam film ini. Film ini layak dijadikan tontonan hiburan untuk para remaja (tidak direkomendasikan untuk anak-anak, walau disana ada tokoh coboy junior) karena bahasanya banyak yang tidak sopan, adegannya juga banyak kekerasan dan penampilan tokohnya sedikit vulgar (terutama Nikita Mirzani). Overall, Film ini layak di rating 7 dari 10 untuk masalah ide, namun untuk plot cerita dan ratingnya 6. Penasaran? Segera tonton filmnya dan berikan tanggapanmu.(Ranz)

Minggu, 12 Oktober 2014

Review Movie : MALEFICENT (2014)

Release date : 30 May 2014 (USA) | Language : English | Director : Robert Stromberg | Writers : Linda Woolverton, Charles Perrault | Casts : Angelina Jolie, Elle Fanning,Sharlto Copley, Lesley Manville, Imelda Staunton, Juno Temple, Sam Riley, Brenton Thwaites, Michael Higgins, Jackson Bews, Isobelle Molloy , Hannah New, Kenneth Cranham, Sarah Flind, Ella Purnell | Disney Film

Setelah sukses dengan film animasi Frozen, Disney kembali hadir dengan dunia fantasi dan imajinasinya dengan film Maleficent. Film yang juga mengangkat cerita dari buku dongeng yang juga pernah difilmkan pada tahun 1959, Putri Tidur (sleeping Beauty). Namun kali ini, Disney menampilkan sudut pandang yang berbeda dari sebuah cerita, bukan lah tokoh protagonist yang jadi sorotan utama, tetapi tokoh antagonisnya, seorang penyihir (yang katanya didalam dongeng) jahat, bernama Maleficent.

Sinopsis

Dikisahkan kehidupan seorang peri anak-anak yang tinggal di sebuah hutan rahasia bernama Moors jauh dari kastil kerajaan. Peri yang bernama Maleficent ini hidup bahagia bersama makhluk-makhluk ajaib di hutan tersebut. Walau tidak mempunyai ayah dan ibu, Maleficent tidak pernah kesepian di hutan tersebut. Wajahnya yang rupawan dengan kekuatan sihir yang luar biasa semakin sempurna dengan kebaikan hatinya. Sementara itu sayapnya yang besar semakin memberikan kekuatan tak tertandingi. Sayap ini juga yang menjadi symbol keperkasaannya. Maleficent tumbuh menjadi pelindung bagi Moors dan selalu menjaga kedamaian di sana.

Suatu hari, seorang anak kecil bernama Stefan berusaha masuk ke Moors dan mencuri sebutir berlian. Tindakan tersebut diketahui oleh Maleficent dari penjaga gerbang Moors, hingga akhirnya Ia meminta kembali berlian itu.

Pertemuan ini menjadi awal hubungan persahabatan Stefan dan Maleficent. Hingga saat Maleficent berusia 16 tahun, Stefan memberikannya ciuman yang dinamakan ciuman sejati. Maleficentpun mulai mencintai Stefan dan sejak itu selalu menunggu pria tersebut di Moors. Sementara itu, Stefan dengan segala ambisinya berusaha menjadi penguasa di kerajaan. Ia pun menjadi salah satu pengawal raja Henry.

Saat Maleficent masih menunggu Stefan, Raja Henry merencanakan penyerangan ke Moors untuk merebut harta yang tersimpan di dalamnya. Akhirnya, Terjadilah peperangan Raja Henry dengan Maleficent. Dengan kekuatan sihirnya, Maleficent berhasil melumpuhkan pasukan kerajaan dan melukai Raja Henry. Kemudian Henry membuat suatu perjanjian kepada semua pengawalnya bahwa siapapun yang berhasil membunuh Maleficen, maka Ia berhak menjadi penerusnya.

Ambisi Stefanpun memuncak mendengar hal tersebut. Ia langsung mendatangi Maleficent ke Moors. Dengan berpura-pura baik, Ia berhasil mengelabui Maleficent hingga tertidur dan berniat membunuhnya. Karena tidak tega, Stefan mengambil sayap Maleficent dan mempersembahkannya ke raja Henry. Stefan kemudian diangkat menjadi raja dan menikahi Putri Henry. Kebahagiaan Stefan kontras dengan Maleficent yang menderita kesakitan karena kehilangan sayapnya. Namun tak lama, Maleficent kembali bangkit dan memulihkan kekuatannya walau tanpa sayap besarnya. Kekuatannya pulih, namun Ia bukan lagi Maleficent yang dulu. Kini dendam dan sakit hati menguasai hatinya dan kemurunganpun membayangi Moors.

Dendam Maleficent kian menjadi-jadi ketika istri Stefan melahirkan seorang putri yang bernama Aurora. Di hari pembaptisan Aurora, Maleficent mendatangi kerajaan dan mengutuk bayi tersebut. Seperti naskah aslinya, kutukan yang diberikan Maleficent adalah di usia 16 tahun, Putri Aurora akan tertusuk jarum mesin pemintal dan akan tertidur selamanya. Ia hanya akan terbangun oleh ciuman sejati.

Takut akan kutukan tersebut, Stefan mengungsikan Aurora ke hutan dan dirawat oleh tiga peri kecil yang selanjutnya berubah menjadi tiga wanita desa yang menyamar. Tak hanya itu, Stefan terus mengirimkan prajuritnya untuk menghancurkan Moors, namun selalu gagal. Kehidupan Stefanpun dihantui rasa takut dan paranoid akan kutukan itu. sementara itu, Maleficent selalu mengawasi keseharian Aurora dan tiga peri yang tidak lihai mengurusnya. Keluguan dan kelucuan wajah Aurora berhasil mengubah dendam Maleficent secara perlahan.Bahkan penyihir yang sakit hati ini selalu melindungi Aurora dari kejauhan, dan menghadirkan kelucuan saat ‘menjahili’ ketiga peri yang mengasuh Aurora.

Aurorapun tumbuh remaja dan pada akhirnya bertemu secara langsung dengan Maleficent. Gadis yang diperankan oleh Elle Fanning ini bertransformasi menjadi gadis cantik dan tulus tak berbeda dengan Maleficent remaja. Maleficent melihat kesamaan dirinya dengan gadis itu dan semakin menyayanginya. Dendam itupun telah sirna dan Maleficent berusaha menarik kembali kutukan yang diberikannya, namun tidak bisa. Sementara itu, Aurora semakin akrab dengan Maleficent yang disebutnya sebagai Ibu pelindung. Dan semakin sering berkunjung ke Moors yang tidak terlalu jauh dari pondoknya.

Sehari sebelum ulang tahun yang ke-16 Aurora akhirnya mengetahui asal-usulnya dan kutukan tersebut dari tiga peri pengasuhnya. Setelah mengetahui Maleficent yang mengutuknya, Aurora beralih membenci Maleficent. Aurorapun pergi meninggalkan pondoknya menuju kastil raja. Melihat putrinya yang datang, Stefan langsung mengurung Aurora sebagai wanti-wanti akan kutukan itu.

Sementara itu, Maleficent mencari seorang pria yang bernama pangeran Philip yang sebelumnya pernah bertemu dengan Aurora. Walau tak percaya dengan adanya Ciuman sejati, Maleficent berusaha menyelamatkan Aurora melalui Philip (ini tidak ada di naskah asli). Sesampainya di istana, Philip mencium Putri Aurora. Namun sayangnya kutukan itu tidak pudar, Putri Aurora tetap tertidur tak berdaya. Putus asa, Maleficentpun menyesali perbuatannya yang kejam. Sambil mengucapkan selamat tinggal, Ia mencium kening Aurora. Dan keajaibanpun terjadi, Aurora tersadar dan kutukan itupun berakhir.

Kemudian, Aurora memutuskan untuk kembali ke Moors bersama Maleficent. Namun dihadang oleh Stefan dan pasukannya yang kemudian menjebak Maleficent. Pertarunganpun terjadi antara Stefan dan Maleficent bersama pengawalnya Diaval diperankan oleh Sam Riley. Maleficent kewalahan dan hampir dikalahkan oleh Stefan. Beruntungnya, Aurora tak sengaja menemukan sayap Maleficent yang dipajang di kamar ayahnya. Penasaran Ia membukanya dan akhirnya sayap itu hidup kembali dan menuju pemiliknya, Maleficent. Dengan kembalinya sayap tersebut, kekuatan Maleficent kembali sempurna. Dengan kepakan sayapnya ia berhasil menaklukkan Stefan dan pasukannya. Kematian Stefan menjadikan Aurora sebagai penerus tahta. Bersama Maleficent, Istana dan Moorspun bersatu di bawah kekuasaan Ratu Aurora.

REVIEW

Magnificent, itu hal pertama yang terlontar setelah menonton film yang berdurasi hamper 2 jam ini. Angelina Jolie mampu memukau saya sebagai penonton dengan akting nya yang luar biasa. Meski ini pertama kali Jolie menjadi salah satu tokoh antagonis dalam film, aktris cantik yang pernah membintangi banyak film ini, sebut saja Tomb Raiders, The Tourist, Mr. and Mrs, Smith dsb tidak membuat Jolie canggung, bahkan aktingnya sangat luar biasa.

Kepiawaian Robert Stromberg membuat cerita Maleficent diluar dugaan banyak orang. Tokoh-tokoh utama yang biasa diangkat oleh Disney dan menjadi judul filmnya biasanya adalah tokoh protagonist yang kemudian dicintai oleh penonton yang membuat semuanya menjadi ikonik dan dikenang sepanjang masa. Sementara tokoh antagonis yang biasanya adalah penyihir jahat hanya akan dikenal sebagai penyihir saja, penonton mungkin tidak ingat siapa nama dari penyihir tersebut atau bahkan mungkin tak ingin tahu.

Namun kali ini Disney tampaknya ingin menampilkan suatu pesan moral. Bahwa orang jahat sekalipun masih tersisa kebaikan didalam dirinya. Kejahatan itu bukan tanpa sebab, dan Maleficent menjadi jahat karena dendamnya kepada Stefan yang telah mengkhianati kepercayaannya dan merenggut sayapnya demi kekuasaan.Tokoh Penyihir yang biasanya dibenci dan paling ditakuti oleh anak-anak, menjadi berbeda setelah menyaksikan Maleficent. Dan Angelina Jolie sukses menggambarkan sosok penyihir anggun dan cantik serta baik hati mungkin akan mematahkan hal tersebut.

Kualitas grafis dalam film terasa begitu hidup dan nyata seperti yang tergambar di Moors. Aksi Jolie terbang mengibarkan sayapnya dan menerjang angin melewati awan-awan indah semakin memanjakan penonton. Aksi sihirnya membuat perubahan pohon-pohon di Moors menjadi ular besar dan prajurit-prajurit juga seakan menunjukkan kualitas grafis yang ditampilkan. Sihir Jolie yang mengubah gagak (Diaval) menjadi beberapa wujud seperti manusia, kuda, hingga naga ganas) juga berhasil ditampilkan sempurna dan tampak nyata. Last, Film ini sangat direkomendasikan untuk mengisi hari libur anda bersama keluarga.

Rating Bintang★★★★★
Film Keluarga★★★★
Nilai Moral★★★★
Efek Sex/Kekerasan☠☠☠☠☠
Bahasa☠☠☠☠☠

© 2013 Five Stars Review | powered by Blogger | ❤ Blogazine| Member of Kopizine | Term and Condition | Privacy Policy